Masih berkaitan dengan tulisan kemarin mengenai Alasan Bikin Konten, saya mau bahas lagi tentang perkontenan.
Kali ini ide datang dari platform social media khusus untuk para profesional, yaitu Linkedin.
Jika masih asing dengan social media satu itu, yuk kenalan dulu.
 |
| Photo by Josh Frenette on Unsplash |
Menurut Wikipedia, Linkedin itu platform yang diprioritaskan untuk membangun hubungan kerja, perkembangan karir, posting lowongan kerja dan segala hal berkaitan dengan pekerjaan.
Oke, sekarang lanjut, ya...
Jadi ada postingan yang saya baca, dan saya terpana. Situasinya familiar banget di dunia kerja.
Kebaca tulisannya?
Jika tidak, saya coba tuliskan ulang, ya.
Tulisan tersebut bersumber dari akun Riffa Sancati.
* * *
Sepele tapi penting, cek dulu hasil pekerjaan Anda sebelum di-submit ke atasan.
Iya betul, salah satu tugas atasan adalah mengecek hasil kerja timnya, tapi bukan berarti Anda boleh mengumpulkan dalam keadaan asal-asalan karena menganggap nanti toh ada atasan yang mengecek. Atasan juga punya pekerjaan lain selain mengecek hasil pekerjaan timnya dan jangan lupa juga bahwa hasil pekerjaan kita mencerminkan kualitas dan kompetensi kita sebagai seorang profesional.
Jangan pula kebiasaan mengulang kesalahan yang sama persis secara berulang-ulang karena hal itu justru membuat kita tampak tidak mampu memperbaiki kesalahan kita sendiri. Ibaratnya seperti jatuh ke lubang yang sama lebih dari sekali. Untuk para karyawan, ini bisa membuat atasan berpikiran seorang pekerja tampak belum siap untuk jabatan yang lebih tinggi dan tanggung jawab yang lebih besar jika masih sangat sering melakukan kesalahan di jabatan yang sekarang.
Benar semua orang pasti melakukan kesalahan, tapi bukan berarti kita tidak harus berusaha meminimalisir kesalahan yang kita perbuat. Cek dulu dengan baik, submit kemudian. Jangan juga beralasan "supaya cepat selesai" karena sebetulnya membiarkan atasan mengecek lalu kita perbaiki lagi setelah dicek itu malah bikin pekerjaan jadi lebih lama selesai. Ini hal sepele yang mempunyai pengaruh besar pada perkembangan karir kita ke depannya. Kerja cepat memang penting, tapi kualitas pekerjaan tetap lebih penting.
* * *
Jadi, gimana? Fakta di lapangan begitu, kan?
Entah kita sebagai karyawan, sebagai atasan ataupun pengusaha yang memiliki karyawan yang mencerminkan isi dari tulisan tersebut, tentu kerasa dekat sama isi tulisannya kan, ya...
Saya nggak mau berkomentar panjang lebar, karena tulisan tersebut sudah lebih dari cukup sebagai bahan koreksi kita.
Semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik daripada sebelumnya.
Terimakasih udah membaca cerita saya hari ini.
Wiradesa, 3 Februari 2022
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi20lfnow3QxP3Kc-J97UjazD-A6Rmlw2zsWiEtWELV9fxwTi5ziEoaqksJpcNF5osZygSDl-dUUkv0iYgkarvFHqdTTy7n_hFdYLSDtzyXe4H6hhHEoSVRXuF_e6h-o-P7yo8ZoF0KCSLPG0n2mEKgZWL_-weYvfWWDQnUgspQxLuSAuVUz72nZFidrg=s16000https://shp.ee/bpf6c9h
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhD0Eq7xBQ7tIFbIK7Q_ECgIN6RtBZmrjR9YqggvtcsZ1CoHXwNN9jIsBMKBq03Zya3OntDoqh5E-nEGOnJX7nKl6fpqanGh9_DJV1IqQCUl3UkdtugmLBieSak_Pq-ahg6VdfxcaSCLmJJob8e2ndhYblPOVR0ejd3wIC-6qGxS2rorSdmueB1gpkRzA=s16000https://shp.ee/m8bycch
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhMHrequR_uiFqHUSPt2thla2lqOVUNoui7mo8a0RoSEJ11oovhPG4cQSxMs2ltpJ5FZcuZg59zkwasw7EWVTL7xyNLsB3KjN5wztNTU4ETP_K9wI9FjqeMfZr4becfFFc7xKjiLuIA9IBihgRbo98bVwbu_T09Lh6OZbG0PSN2aLK2q5ZKwyqPoMJn0Q=s16000https://shp.ee/6p8qtih
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgjJ6RZa4pWp-Tb7MaMnnsm-M7-RX3ho3v0o2WMDZMWHpsjY8p-KGJwUw8n4Ip2mVIpAsDT6kFhsMd433EisJCycOjTTt0i_AzcctOSV_i5gxi94W-MrUQgLmsdg9sw2rAOlSSWnayIXB63EwI4H1HdExTGwYmtm4H5RgUN5sj1tWniSQQ7Qu6CODx5uw=s16000https://shp.ee/uap8v7h